Subchapter 4.1



1. Tujuan

Ada beberapa tujuan :

    a. Mampu mengaplikasikan transistor 

    b. Mampu mengetahui prinsip kerja transitor

2. Alat dan Bahan

Ada beberapa alat dan bahan : 

    1. Relay


     Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

    2. Resisor

         Resistor adalah komponen dasar elektronik yang berfungsi untuk membatasi atau menghambat aliran listrik yang melewati suatu rangkaian. Resistor bekerja berdasarkan hukum Ohm, yang mana hukum Ohm itu sendiri Berbunyi, "Bahwa resistensi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya". Maka untuk menyatakan besaran resistensi dari sebuah resistor maka dinyatakan dalam satuan Ohm dan dilambangkan dengan Ω (Omega).


    3. Battery

           Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.

    4. LOGICTOGGLE


        Toggle switch atau saklar toggel adalah saklar sederhana yang mudah digunakan. Toggle switch banyak digunakan pada peralatan elektronika. Sakelar toggle ini sangat bermanfaat pada perakitan alat, karena dapat membuat tampilan alat menjadi lebih enak dipandang. Ukuran toggle switch yang kecil membuat toggle switch menjadi pilihan yang banyak digunakan pada perakitan alat terutama pada tempat yang relatif kecil.

     5. NPN Transistor   



        NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negatif dengan positif sebagai biasnya. Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emitor menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada basisnya.

3. Dasar Teori
       

4.1  Introduction

Analisis atau desain penguat transistor membutuhkan pengetahuan tentang dc dan ac respon sistem. Terlalu sering diasumsikan bahwa transistor adalah perangkat ajaib yang dapat menaikkan level input ac yang diterapkan tanpa bantuan sumber energi eksternal. Pada kenyataannya, tingkat daya ac keluaran yang ditingkatkan adalah hasil dari transfer energi dari suplai dc yang diterapkan. Analisis atau desain penguat elektronik karena itu memiliki dua komponen: bagian dc dan bagian ac. Untungnya, teorema superposisi dapat diterapkan dan penyelidikan kondisi dc dapat dipisahkan sepenuhnya dari respons ac. Namun, harus diingat bahwa selama tahap desain atau sintesis, pemilihan parameter untuk level dc yang diperlukan akan mempengaruhi respons ac, dan sebaliknya. Tingkat operasi dc transistor dikontrol oleh sejumlah faktor, termasuk kisaran titik operasi yang mungkin pada karakteristik perangkat.

Di Bagian 4.2 kami menentukan kisaran untuk penguat BJT. Setelah arus DC dan level tegangan yang diinginkan telah ditentukan, jaringan harus dibangun yang akan menetapkan titik operasi yang diinginkan — sejumlah jaringan ini dianalisis dalam bab ini. Setiap desain juga akan menentukan stabilitas sistem, yaitu seberapa sensitif sistem terhadap variasi suhu  topik lain yang akan diselidiki di bagian selanjutnya dari bab ini. Meskipun sejumlah jaringan dianalisis dalam bab ini, terdapat kesamaan mendasar antara analisis setiap konfigurasi karena penggunaan berulang dari hubungan dasar penting berikut untuk transistor:

 


Faktanya, setelah analisis beberapa jaringan pertama jelas dipahami, jalan menuju solusi jaringan yang akan diikuti akan mulai menjadi sangat jelas. Dalam kebanyakan kasus, IB arus dasar adalah kuantitas pertama yang ditentukan. Setelah IB diketahui, hubungan Persamaan. (4.1) hingga (4.3) dapat diterapkan untuk menemukan jumlah bunga yang tersisa. Kesamaan dalam analisis akan segera terlihat jelas saat kita melanjutkan bab ini. Persamaan untuk IB sangat mirip untuk sejumlah konfigurasi sehingga satu persamaan dapat diturunkan dari yang lain hanya dengan menghilangkan atau menambahkan satu atau dua suku. Fungsi utama bab ini adalah untuk mengembangkan tingkat keakraban dengan transistor BJT yang akan memungkinkan analisis dc dari sistem apa pun yang mungkin menggunakan penguat BJT.

4. Prinsip Kerja

        Sensor api ini merupakan sensor api yang menggabungkan atau mengintegrasikan sensor optik ultraviolet ke dalam sensor infrared. Pengintegrasian dual band ini diharapkan dapat membuat detektor ini jauh lebih sensitif terhadap radiasi yang bersifat ultraviolet maupun infrared yang dipancarkan oleh percikan api.Selain itu, teknologi ini juga memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi dengan respon yang jauh lebih baik dari teknologi yang sebelumnya. Oleh karena itulah, selain cocok diletakkan di dalam ruangan, teknologi ini juga cocok dipakai di luar ruangan yang bersifat terbuka.

    Sensor ini akan di gunakan pada ruang labolatorium, sensor ini akan berfungsi sebagai detektor apabila ada percikan api yang terjadi dan menimbulkan kobaran api. Sensor ini memiliki output speaker LED dan Speaker . Dimana lampu akan menyala dan speaker akan berbunyi pertanda adanya api yang terdeteksi.

5. Rangkaian Sensor


6. Simulasi Sensor


7. Download

Materi                : Link
Vidio Simulasi   : Link
Library sensor    : Link

8. Latihan dan Kuis

1. Berdasarkan gambar 3.24 tentukan nilai βac jika Ic = 14mA dan Vce = 3V

    Jawaban :

    Diket     Ic = 14mA

              Ib = 70 x 10-6 A

    βac        = Ic/Ib

               = 14 x 10-3 / 70 x 10-6

               = 2 x 102 A


2. Berdasarkan gambar 3.24 tentukan nilai βdc jika Ic = 1mA dan Vce = 8V

    Jawaban :    

    Diket     Ic1 = 0,4 mA

              Ic2 = 2,2 mA

              Ib1 = 0 A

              Ib2 = 10 x 10-6 A

    Βdc        = ΔIc / ΔIb

            = ( 2,2 – 0,4 ) x 10-3 / ( 10 – 0 ) x 10-6

              = 1,8 x 10-2 / 10 x 10-6

                        = 1,8 x 10-3 A

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 4

TUGAS BESAR

Subchapter 6.2